Berbuka puasa dengan Sate Susu – Sate merupakan salah satu kuliner khas dari Indonesia dengan rasa dan aroma yang menggoda. Bagi penggemar sate, tentunya sudah tidak asing dengan sate dari berbagai jenis hewan seperti sate ayam, kambing, atau sapi.
Dari satu jenis hewan pun kita dapat menemukan sate yang dibuat hanya dari anggota tubuh tertentu seperti sate kulit ayam, sate paru sapi, sate hati kambing, sate jeroan, dan lain sebagainya.
Sama seperti dengan daerah lainnya di Indonesia yang memiliki makanan khas saat Bulan Ramadan tiba. Di Bali memiliki makanan yang biasa ada saat Bulan Puasa yakni Sate Susu.
Sate Susu merupakan satu kuliner ramadhan khas di Bali. Sate ini mungkin masih kurang familiar dikalangan masyarakat diluar daerah Bali, tetapi makanan yang sesungguhnya diambil dari bagian susu sapi ini dipercaya punya khasiat untuk menambah stamina, sama seperti halnya jika Anda minum susu.
Menu sate yang satu ini terbilang unik, karena menggunakan payudara sapi sebagai bahan dasar pembuatannya. Di kampung Jawa, yang terletak di daerah Denpasar-Bali, setiap momen bulan Ramadan, makanan yang satu ini selalu diburu. Makanan ini berbahan baku puting susu sapi yang dibumbui agak pedas, dipotong kotak-kotak dengan lebar sekitar 2 sentimeter, tetapi relatif tipis. Satu tusuk sate biasanya ada tiga atau empat kotak potongan susu. Bakar dan sate siap santap.
Enak. Empuk. Ini karena direbus dengan bumbu sekitar empat jam. Bisa saja pakai alat presto, tetapi rasanya beda, kurang mantap. Satu kilogram susu sapi ini bisa menjadi sekitar 100 tusuk sate. Setiap tusuk dijual Rp 2.000.
Bagaimana rasanya?
Ketika mengunyah sate susu, rasanya seperti mengunyah potongan sate atau soto babat. Sate susu teksturnya mirip sate daging dengan warnanya yang putih kemerahan. Selain sate susu, penjual juga biasa menawarkan sate usus, sate daging sapi, sate ayam, sate lilit sapi, dan sate lilit ikan. Sama-sama larisnya. Pembelinya tak hanya warga Muslim yang berpuasa, tetapi juga warga yang non-Muslim.
Penyajiannya pun berbeda dari sate kebanyakan. Jika bumbu pada sate ayam atau kambing menggunakan saus kacang dan kecap. Lain halnya dengan Sate Susu Sapi yang menggunakan tepung beras dan santan, dengan bumbu kencur, cabai merah besar dan kecil, ditambah dengan bawang putih sebagai sausnya.
Jika ingin mencicipi Sate Susu Sapi namun malas untuk membelinya, tak perlu khawatir. Anda tetap bisa menikmati menu makanan ini di rumah dengan cara membuatnya sendiri.
Seperti apa cara membuatnya? Berikut resep yang bisa Anda coba :
Bahan :
1/2 kg puting susu sapi
300 ml santan
1000 ml air untuk merebus
3 lembar daun jeruk
3 sdm minyak goreng untuk menumis
tusuk sate dari bambu secukupnya
Bahan Bumbu yang dihaluskan :
7 buah bawang merah
5 siung bawang putih
5 buah cabai merah
4 buah cabai rawit
2 cm kunyit
2 cm jahe
1 sdt ketumbar
1 sdm gula pasir
Cara membuat Sate Susu :
- Rebus puting susu sapi ke dalam 1 liter air. Rebus hingga empuk. Setelah itu tiriskan dan potong- potong kotak.
- Panaskan minyak goreng, tumis semua bumbu yang telah dihaluskan hingga harum lalu tambahkan daun jeruk. Setelah bumbu matang lalu masukkan santan dan didihkan.
- Masukkan potongan puting susu sapi ke dalam santan dan aduk-aduk hingga bumbu meresap ke dalam puting sapi dan santan agak mengering. Angkat dan dinginkan sebentar
- Tusuk 4-5 potong daging kantong susu sapi dengan tusukan sate
- Panggang sate hingga matang
- Sajikan sate bersama sambal dan nasi yang hangat
Sate susu memiliki cita rasa yang enak, kenyal dan berbeda dengan sate-sate pada umumnya, sehingga sangat wajar jika umat muslim di Bali menggemari sajian kuniler warisan budaya yang satu ini. Meskipun harga daging susu sapi yang makin tahun terus merangkak naik, namun tidak menyurutkan semangat mereka dalam menjual sate susu kepada masyarakat. Demikian ulasan mengenai Menu Sate Susu Perekat Kebhinekaan di Bali. Semoga bermanfaat.